Strategi dan
Kebijakan Pemerintah Daulah Turki Utsmani Awal
Assalamualaikum wr wb warganet, kembali lagi dengan saya. kali ini saya akan melanjutkan pembahasan tentang peradaban islam turki utsmani yang kedua yaitu tentang kebijakan dan sstrategi pemerintah daulah Turki Utsmani awal. Selamat membaca.
1. Utsman yang
kemudian disebut dengan Utsman 1 ( 1299-1326 M /699-726 H) sebagai pendiri
Turki Utsmani yang mencanangkan kerajaan dibangun atas sendi-sendi persatuan
suku Turki. Utsman membangun tentara yang berjuang atas nama Allah SWT yang
sering disebut dengan Al-Ghazi yang terdiri dari akhl / ikhwan (persaudaraan)
Tarekat Baktasyi. Pada masa Kekuasaannya berhasil membebaskan daerah Bursa kota
di tepi laur Marmara.
2. Orkhan
(1326-1360 M / 726-761 H). Setelah menggantikan ayahandanya, Orkhan memindahkan
kerajaan di Qurah Hisyar (Iskisyiyar) ke Bursa. Pada masa kekuatan Orkhan bergabunglah
wilayah Turkeman, Kemudian perluasan wilayah dilanjutkan ke Nicaea (1331),
Nicomedia (1337), scutari (1338). Ia juga bisa mengontrol wilayah teluk
Edremit. Orkhan juga berhasil mendirikan jabatan Shadr Azham ( perdana mentri)
yang ia berikan jabatan itu pada adiknya, Alauddin. Tentara di era Orkhan
dibentuk dengan sistem yang sangat rapi dan teratur. Ia membentuk juga tentara khusus dengan nama
Inkisyariyah / Jenissari.
3. Murad 1 (1360-1388
M / 761-791 H). Murad 1 adalah putra kedua dari Orkhan. Ia menggantikan
kedudukan ayahnya sebagai penguasa karena putra pertama Orkhan yaitu Sulaiman
meninggal terlebih dahulu. Sultan Murad 1 adalah sosok yang pemberani, gemar
berjihad , dermawan dan tekun menjalankan agama. Dia mencintai peraturan dan
selalu memegang teguh peraturan itu, berbuat adil kepada rakyat dan tentaranya.
Disekelilingnya terdapat sejumlah komandan terbaik dan orang yang berpengalaman
dalam bidang militer yang selalu ia ajak untuk bermusyawarah.
Dia
juga berhasil meluaskan wilayahnya di Asia kecil dan Eropa dalam waktu
bersamaan. Ia menaklukan Adrianopel (yang kemudian berubah nama menjadi
Edirne), dan dijadikan sebagai ibu kota kerajaan yang baru, serta membentuk
pasukan berkuda (Kavaleri). Perjuangannya terus dilanjutkan dengan menaklukan
Macedonia, Shopia ibu kota Bulgaria, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani.
Karena banyaknya kota-kota yang ditaklukan Murad 1, pada waktu itu bangsa Eropa
mulai cemas. Akhirnya raja-raja Kristen Balkan meminta restu Paus Urbanus V
untuk mengusir kaum muslimin dari daratan Eropa.
Murad
1 menghadapi serangan Eropa. Pertama, serangan dari raja Qurok V dari Serbia
dibantu raja Bosnia bermaksud menyerang Andrianopel. Peperangan itu dimenangkan
oleh pasukan Murad 1, sehingga Balkan jatuh ke tangan umat Islam. Selanjutnya
Murad 1 merayap terus menguasai Eropa timur seperti Somakov, Sopia, Monatsir,
dan Saloniki. Kedua, serangan dari kerajaan Bulgaria, Serbia, Sisman, dan Lozan
yang dibantu oleh kerajaan-kerajaan Eropa lainnya. Peperangan ini dimenangkan
oleh pasukan Murad 1 lagi. Setelah kemenangan di Kosovo, Sultan Murad 1
melakukan inpeksi di medan perang. Dia berkeliling diantara deretan korban kaum
muslimin yang wafat dan berdoa untuk kebaikan mereka. Pada saat itulah seorang
tentara Serbia yang berpura-pura mati segara berlari kearah Murad 1.
Para
pengawal berhasil menangkapnya akan tetapi tentara ini berpura-pura berbicara
kepada sultan. Mendengar demikian, Sultan memberi isyarat kepada para
pengawalnya untuk melepaskannya. Tentara Serbia itu lalu mencium tangan sultan
dan cepat ia mengeluarkan pisau beracun dan menikam sultan. Akhirnya Sultan
Murad 1 meninggal dengan syahid pada 15 Sya’ban 791 H.
4. Bayazid
(1388-1403 M / 791-817 H). Menggantikan kedudukan ayahnya Murad 1, dia adalah
orang yang sangat pemberani, cerdas, murah hati, dan memiliki semangat yang
kuat untuk melakukan perluasan wilayah Islam. Oleh karena itu dia sangat
memperhatikan masalah-masalah kemiliteran,mengarahkan perluasan wilayahnya ke
negara-negara kristen Anatolia.
Hanya
dalam jangka waktu setahun, negeri-negeri itu berada dalam kekuasaan Daulah
Utsmaniyah. Bayazid bergerak begitu cepat diantara dua front Balkan dari
Anatolia. Oleh karena itu dia diberi gelah “Yaldrum” (Kilat). Bayazid sangat
besar pengaruhnya, sehingga mencemaskan Paus. Kemudian Paus Bonafacius
mengadakan penyerangan terhadap pasukan Bayazid, dan peperangan inilah yang
menyebabkan terjadinya Perang Salib.
Atas
keberhasilannya itu, Bayazid berkeinginan mengambil alih Konstantinopel dan
menjadikannya target utama dalam perluasan wilayah berikutnya. Oleh karena itu,
dia bergerak bersama pasukannya dengan sangat rapi untuk melakukan pengepungan
atas Konstantinopel. Hal ini terus berlangsung hingga kota ini hampir saja bisa
dikuasai, tiba-tiba Bayazid mengurungkan niatnya dari penaklukan Konstantinopel karena muncul
bahaya baru terhadap Daulah Utsmaniyah.
Bahaya baru itu adalah adanya serangan dari tentara Mongol yang dipimpin
oleh Timur Lenk.
Pada
peperangan melawan Timur Lenk di ankara, Bayazid dapat ditaklukan sehingga
mengalami kekalahan dan ketika itu Bayazid bersama putranya Musa tertawan dan
wafat dalam tahanan Timur Lenk pada tahun 1403 M. Kekalahan Bayazid dalam perlawanan
melawan Timur Lenk disebabkan karena tergesa-gesa dalam mengatur strategi
perang, dan kurang persiapan untuk memilih pasukannya dengan baik.
Comments
Post a Comment