Kemajuan Peradaban
Islam Masa Turki Utsmani
Assakamualaikum wr wb warganet. Berjumpa kembali dengan saya lagi dan pada kesempatan kali ini saya akan melanjutkan pembahasan kita tentang peradaban Turki Utsmani yaitu tentang Kemajuan peradaban Islam masa Turki Utsmani. ok cukup itu basa-basinya Selamat membaca
1. Muhammad 1 (1403-1421
M / 817-624 H). Muhammad 1 adalah putra bungsu dari Bayazid, setelah berkuasa
menggantikan ayahnya ia mulai menyusun kekuatan kembali dan memulihkan keadaan
Turki Utsmani dari upaya pemecah belahan yang dilakukan oleh Timur Lenk. Ia
berhasil menundukan saudara Isa yang berkuasa di Brussa dan Sulaiman yang
berkuasa di Andrianopel serta Mustafa yang menuntut haknya sebagai penguasa
karena merasa sebagai putra tertua. Pasukan Mustafa dapat dikalahkan di
Soloniki dan melarikan diri ke Byzantium.
Strategi
berikutnya adalah dengan berdamai pada penguasa Byzantium dan Benesia, dengan
maksud agar kedua negeri ini tidak menggangu kerta utamanya yaitu mendamaikan
kekhalifahan Utsmani. Upaya yang ia lakukan selanjutnya ialah dengan menundukan
kembali negeri-negeri di Asia kecil yang telah dimerdekakan Timur Lenk.
Sultan
Muhammad 1 mampu menumpas gerakan Syaikh Badaruddin yang menyerukan persamaan
dalam harta benda dan agama serta tidak membedakan antara seorang muslim dan
nonmuslim dalam aqidah. Berkat usahanya yang gigih, Muhammad 1 berhasil
mengangkat citra Daulah Utsmaniyah sehingga dapat bangkit kembali, yaitu dengan
menyusun pemerintahan, memperkuat tentara, dan memperbaiki kesejahteraan
kehidupan masyarakat. Dan disaat rakyat mendapat seorang penguasa yang sesuai
dengan harapan, pada tahun 824 H (1421 M) Sultan Muhammad 1 wafat.
2. Murad 2
(1421-1451 M / 824-855 H). Saat menggantikan ayahandanya, usianya baru 18
tahun. Namun ia sangat mencintai jihad di jalan Allah SWT dan dakwah, dia juga
dikenal sebagai penyair dan orang yang mencintai ulama.Cita-cita Sultan Murad 2
adalah melanjutkan usaha perjuangan Muhammad 1.Prioritas perjuangannya adalah menguasai kembali daerah-daerah yang
terlepas dari kerajaan Turki Utsmani sebelumnya, yaitu daerah Asia Kecil,
Soloniki, Albania, Falakh, dan Hongaria.
Serangan
gabungan dari raja-raja Eropa seperti Maghyar (Hungaria), Polandia, Perancis,
Jerman, Venesia, Genoa, Falakh, Bosnia, dan Serbia tidak mampu dibendung
pasukan Murad 2 dan Berakhir di perundingan damai yang isinya negeri Serbia
mereka kembali, sedangkan Falakh berada ditangan kekuasaan Maghyar, dan kedua
belah pihak tidak akan berperang selama 10 tahun.
Setelah
semakin bertambahnya beberapa daerah di bawah kekuasaan tentara Islam, Paus
Egenius VI kembali menyerukan Perang Salib. Tentara Sultan Murad 2 mendarita kekalahan
dalam perang itu.
Akan
tetapu dengan bantuan putranya yang bernama Muhammad, perjuangan Murad 2 dapat
dilanjutkan kembali yang pada akhirnya Murad 2 kembali mendapat kemenangan dan
keadaan menjadi normal kembali sampai akhir kekuasaan di serahkan kepada
putranya yang bernama Sultan Muhammad Al-Fatih.
3. Muhammad 2 Al-Fatih (1451-1481 M / 855-884 H). Al-Fatih adalah gelar beliau karena berhasil
menaklukan Konstantinopel. Muhammad Al-Fatih diangkat menjadi sultan setelah
kematian ayahnya yang ketika itu umurnya 22 tahun. Muhammad Al-Fatih berusaha
membangkitkan kembali sejarah umat islam sampai menaklukan Konstantinopel
ibukota Byzantium. Konstantinopel adalah kota yang sangat penting dan belum
bisa dikuasai oleh raja-raja sebelumnya. Muhammad Al-Fatih mempunyai
kepribadian yang baik dan menawan, mampu menggabungkan antara kekuatan dengan
keadilan. Sejak muda beliau menjadi pemenang diantara teman-temannya dalam
penguasaan ilmu yang ia pelajari di sekolah istana, menguasai banyak bahasa
yang berlaku dimasanya dan sangat tertarik untuk mengkaji buku-buku sejarah.
Menurut
Hamka, ada tiga alasan mengapa umat islam ingin menaklukan Konstantinopel : Pertama, dorongan iman kepada Allah SWT
dan semangat perjuangan berdasarkan hadist nabi Muhammad SAW ;”Pada suatu saat kota Konstantinopel pasti
akan ditaklukan oleh umat islam dan sebaik-baiknya pemimpin adalah yang
menaklukannya dan sebaik-baiknya pasukan adalah pasukannya.” Kedua,
Konstantinopel termasuk pusat perdagangan dunia dan Ketiga, negerinya sangat indah dan letaknya strategis untuk
dijadikan kerajaan atau perjuangan, penghubung antara Eropa dan Asia.
Muhammad
Al-Fatih berhasil menaklukan Konstantinopel dengan perencanaan dan persiapan
yang matang dan juga strategi yang baik.
Pertama,Muhammad Al-Fatih mengadakan perjanjian damai dengan raja-raja
Maghyar, Bosnia, dan Venesia. Kedua,
membuat benteng yang kokoh di selat Bosphorus atau Benteng Rumli Haisar
(benteng Rum) yang berhadapan langsung dengan benteng Kuzal Hisar (benteng yang
indah). Upaya ini dilakukan untuk menutuo akses bantuan dari luar atas
Konstantinopel. Ketiga, mengadakan
mengadakan penyedilikan tentang kelemahan dan kekuatan benteng Konstantinopel. Keempat, mengutus Tharkhan Pasha untuk
menemui dua orang saudara kandung kaisar Konstantin yang menjadi penguasa Mora
agar tidak bisa membantu kaisar Konstantin.
Setelah
segala sesuatu dianggap sukup, dilakukanlah pengepungan selama 9 bulan.
Akhirnya Konstantinoperl berhasil jatuh ke tangan umat Islam pada 29 Mei 1453 M
dan Kaisar Konstantin Palaelagos tewas bersama tentara Romawi Timur. Setelah
memasuki Konstantinopel, disana terdapat sebuah gereja Hagia Sophia yang
kemudian dijadikan masjid oleh umat Islam. Setelah kota Konstantinopel
ditaklukan akhirnya kota tersebut dijadikan ibu kota kerajaan Turki Utsmani dan
namanya diganti menjadi Islambul atau kota Islam yang kemudian dikenal dengan
nama Istanbul.
4. Bayazid 2
(1481-1512 M / 884-918 H). Menggandikan kedudukan ayahnya, Bayazid 2 merupakan
penguasa yang sangat lemah sehingga menimbulkan banyak kekacauan di dalam
negeri, praktis di masanya tidak ada perubahan mendasar.
5. Salim 1 (1512-1520
M / 918-926 H). Berbeda dengan masa pemerintahan ayahnya Bayazid 2, Salim dapat
mengangkat citra Daulah Turki Utsmani kembali. Dimasa pemereintahannya banyak
yang dilakukan. Pertama, mengatasi
saudaranya yang mempunyai keinginan untuk berdiri sendiri. Kedua, mengalahkan Daulah Syafawiyah yang berpusat di Iran. Ketiga, dapat memperluas wilayah kekota
Mardin, Qurfa, Riqqah, Mousu, dan juga Diyabekr. Keempat, mengalahkan kerajaan Mamluk di Mesir dengan raja
terakhirnya Thuman Bey. Kelima,
mendapatkan tanda-tanda kebesaran Khalifah Abbasiyah di Mesir seperti bendera,
burdah, dan pedang Nabi Muhammad SAW yang kemudian dibawa ke Istanbul. Secara
otomatis, Syam, Mesir, dan Hijaz berada dalam kekuasaanya. Keenam, pasukan yang dikirim dengan panglima Barbosa bisa menguasai
Aljazair. Dari apa yang telah Sultan Salim 1 lakukan, Ia dikenal sebagai
Padisah Turki Utsmani.
6. Sulaiman 1 / Sulaiman Al-Qonuni (1520-1566 M / 927-974
H). Sulaiman 1 naik tahta saat Turki Utsmani mencapai puncak kejayaan,
peristiwa penting dimasa pemerintahannya adalah upaya penyempurnaan
undang-undangTurki Utsmani. Akhirnya disusunlah kitab standar tentang peraturan
perundang-undangan yang ditulus oleh Ibrahim al-Halabi. Sulaiman 1 diberi gelar
Al-Qonuni atau The Magnificent “pembuat undang-undang”, karena
jasanya meletakkan dasar hukum bagi Daulah Utsmani dan yang paling lama
memerintah. Kitab undang-undang itu diberi nama Multaqa’ al-Abrar/Multaqul
Abur (muara segala samudra) Selain itu, Sulaiman 1 melakukan pembangunan Masjid Sulaiman, 81
masjid jami’, 52 masjid kecil, 55 madrasah, 7 asrama pelajar, 5 buah takiah
(tempat memberi makan fakir miskin), 7 jembatan, 33 istana, 18 pesanggrahan, 5
museum, dan 33 tempat mandi umum.
Comments
Post a Comment